Thursday, December 27, 2018

Inter Dihukum Dua Laga Tanpa Para Pendukungnya

Inter Dihukum Dua Laga Tanpa Para Pendukungnya

633cash Liga Italia memutuskan untuk memberikan hukuman kepada Inter Milan dengan tidak diperbolehkannya para pendukung tim Nerazzurri –julukan Inter– tersebut hadir ketika tim itu bertanding di Stadion Giuseppe Meazza. Tak hanya itu saja, di pertandingan kandang ketiga Inter nanti, para pendukung yang biasanya ada di sektor utara stadion atau lebih akrab disebut Curva Nord akan ditutup, tepatnya saat menjamu Sampdoria.

Menurut laporan dari BBC, Jumat (28/12/2018), hukuman itu merupakan imbas dari kasus rasisme yang menimpa bek Napoli, Kalidou Koulibaly, pada pertandingan Inter melawan Partenopei –julukan Napoli– di pekan ke-18 Liga Italia 2018-2019. Koulibaly mendapatkan nyanyian rasisme dari oknum-oknum pendukung Inter yang tak bertanggung jawab. Karenanya saat Inter menjamu Sassuolo dan Bologna mereka takkan didukung oleh para fansnya

Selain karena insiden rasisme yang menimpa bek andalan Napoli, kejadian di luar lapangan juga menjadi alasan mengapa pihak Federasi Sepakbol Italia (FIGC) menghukum tim asuhan Luciano Spalletti tersebut. Seperti yang dikabarkan Football Italia, satu pendukung Inter dinyatakan meninggal dunia usia tertabrak mobil yang diduga adalah miliki fans Napoli. Lalu empat pendukung Napoli juga dikabarkan mengalami luka penusukan yang terjadi di sekitaran Stadion Giuseppe Meazza.

Banyaknya kejadian yang tak menyenangkan itu lantas membuat Presiden FIGC, Gabriele Gavriana, geram. Ia mengatakan bahwa sepakbola tak mentolerir adanya kekerasan yang terjadi terhadap pemain maupun para pendukung, baik itu secara lisan atau pun fisik. Karenanya FIGC mengambil langkah keras untuk menghukum Inter agar kejadian tersebut tak terulang kembali.

“Sepakbola adalah warisan yang mana memiliki pendukung-pendukung sejati dan karenanya itu harus terus dipertahankan dari semua hal yang dapat menciptakan ketegangan. Kami sangat mengutuk semua bentuk kekerasan fisik dan verbal. Kami tidak mentolerir perilaku seperti itu karena dapat merusak dunia sepakbola,” ungkap Gavriana.

No comments:

Post a Comment